bunz's

Kamis - Jumat, 24 dan 25 Mei 2012 yang lalu, saya dan kawan ikuti kegiatan yayasan LIMAR (Listrik Mandiri Rakyat) dari perusahaan GreenLight Cool milik inovator Ujang Koswara bersama The PanasDalam Institute.

Perjalanan dimulai dari Kantor Limar di jalan Hasan Saputra, 35 daerah Turangga atau dekat BSM di Kamis pagi hari. Setibanya teknisi dari Limar, Bang Ale, kamipun adakan briefing guna kenali medan yang akan kami hadapi di lokasi di dusun Pojok, desa Tanjungsari, kecamatan Salopa, Tasikmalaya. Lokasi dusun Pojok dapat diakses hanya dengan mobil kombed (trail 4wd) selama 1 setengah jam dari rumah pak Kuwu (Kades) Tanjungsari. Desa Tanjungsari sendiri berada sekitar satu jam lebih perjalanan ke arah Barat Laut kota Tasikmalaya.

Seusai briefing di kantor dan persiapkan alat yang akan dibawa ke lokasi (6 buah aki, beberapa set smart charger aki dan lampu LIMAR), tim pertama yang terdiri dari empat orang (Bang Ale, Kiki Momoy, Ega, Riski) plus Yodi yang baru gabung di Tasik, diminta siapkan sebuah TV untuk masyarakat di lokasi pendistribusian Limar, sebuah TV DC (disambung ke aki) yang diharapkan dapat dipakai warga dusun Pojok.

Setelah peroleh TV LED 22 inchi di salah satu toko elektronik di jalan ABC, tim baru meluncur ke Tasik pukul 13.30, Kamis itu. Sebelum petang, tim sampai Kota Tasik dan rehat sejenak. Tim kembali meluncur hingga tiba sekitar pukul 19.00 petang di rumah pak Kuwu Tanjungsari.

Dari sana tim menunggu dijemput mobil kombed ke atas bukit ke lokasi tujuan tim, dusun Pojok.

Dusun Pojok adalah sebuah dusun yang terdiri atas 151 KK yang pada bulan April lalu telah mendapat pendistribusian lampu LIMAR (5 buah bohlam dan satu switch yang juga indikator aki) , aki, tiga buah genset (satu buah per 50 KK) untuk mengisi aki dengan delapan smart charger masing-masing.

Misi dari tim adalah untuk membantu menyelesaikan trouble-trouble masyarakat dusun Pojok terkait pemakaian lampu Limar.

Sesampainya di lokasi, tim disambut hangat warga dusun Pojok. Beberapa kesan dan keluhan seputar lampu Limar dilontarkan masyarakat dusun Pojok. Mereka umumnya sangat terbantu dan berterimakasih atas pendistribusian lampu Limar ke dusun mereka. Kini mereka dapat merasakan terang di malam hari dan ikut merasakan secuil kemerdekaan pada tahun 2012 ini dari kegelapan.

Beberapa hal yang mereka keluhkan adalah aki yang lemah (drop) yang terjadi karena pengisian dan cara pakai aki yang kurang tepat. Aki seharusnya berhenti dipakai bila indikator lowbatt di switch menyala, dicharge kembali dengan iuran sebesar 2000 untuk sebuah aki dengan smartcharger dan genset selama 2 jam asumsinya full dan dapat dipakai hingga 2 bulan. Namun masyarakat mengeluhkan aki tidak dapat terisi full ketika dicharge bahkan hingga 6 jam, dan bahkan hanya mampu menyalakan lampu Limar beberapa jam saja.

Besok harinya bang Ale, sang teknisi ditemani beberapa anggota tim lain datangi rumah-rumah di kawasan perbukitan dusun Pojok memonitor warga yang terdistribusikan lampu Limar. Siang itu kebetulan Pak Halim seorang sesepuh dusun Pojok tengah menikahkan putrinya, sehingga kami pun turut ikuti makan-makan bersama warga. Hingga Jumat Maghrib, tim satu dan warga didatangi lagi tim 2, petinggi dari Distamben dan beberapa anggota pemda Timika yang berkunjung mensurvei pendistribusian lampu Limar di Tasik.

Tim satu pun baru dijemput Kombed pukul 23.00 petang, dan tiba kembali di Bandung pukul 4 subuh keesokanharinya, 26 Mei 2012 dengan mobil Kuda berplat B milik Greenlight Cool.