Teman teman saya di tempat bernama rental PS HD games di kawasan pojok
ada Herman Ade Panca Adit Tono Cep dll dst
ada anak kecil SD kelas 2-3 dengan ayahnya
dan om-om lain se usia 23 ke atas yang gemar main PSX seribu rupiah sejamnya
di tempat itu dulu aku main dengan Rian, tentu saja sang Host
ada lagi Riza Rizal Yoga Redi Soni Deni bahkan pejabat osis Agus
game-game dari Winning Eleven, Monkey Magic, Harvest Moon, Digimon World sekian, game balap Gran Turismo, Crash Team Racing, Crash Bandicoot, Dragon Ball GT, Tekken, Street Fighter, Smack Down, Metal Slug, Tamiya, Sim City, beberapa game balap aku lupa game RPG game perang bahkan game olahraga lain, sampai ada teman Panca bawa game dewasa Shanghai dan kaset game PS satu itu duluu disimpan pada jerigen untuk jemuran. Kaset yang seharga 5000 2 itu banyak sekali jumlahnya. Paling banyak tentu saja kaset Winning.
Bicara tentang kaset PlayStation. Tempat jualan kaset itu dulu ada di jalan Dustira diantara photo copy Padang dan apotek dan rumah makan serta penjual perlengkapan tentara. Rama Kaset mungkin namanya. Dulu pulang sekolah, kami sambangi tempat itu buat beli kaset PS. Disana dicoba. Ada juga jual stick sampai memory card.
Rumah Sakit Dustira. Belum lama saya tahu nama Dustira adalah nama seorang dokter di masa perjuangan. Dokter Dustira namanya, mengabdi membantu pribumi barangkali di Rumkit tua itu. Di sana tempat yang bantu orang tua saya dan banyak orang tua lainnyadalam persalinan. Dulu zaman awal 2001, saat itu Primagama adakan Try Out di Gd. dr. Cornel di sebelah Rumah Sakit Dustira. Sempat saya kira gedung itu dekat jalan Sam Ratulangi. Ternyata gedung tersebut berada dekat gerbang Baratnya rumkit. Dekat jl. Warung Contong. dr. Cornel juga sepertinya sama seperti dr. Dustira, sama-sama dokter pribumi. Entahlah.
Ada juga bangunan di jl. Warung Contong sebelah tempat photo copy yang dulu sempat dijadikan pasar swalayan modern bernama Indomart. Tempat itu aslinya adalah rumah dari Wage Rudolf Soepratman. Beliau, pencipta lagu kebangsaan negeri ini menghabiskan masa tuanya di situ. Kelurahan Sekarmanah. Rumah itu rumah orang tuanya. Tidak heran kalau sekolah dasar dekat SMP 3 dan SMA 2 dinamai SD WR Supratman, sekarang diganti SD Sekarmanah. Dekaat sebuah mesjid besar Nurul Fikri
Pulang sekolah aku pergi jalan bersama teman yang lain sekitar 5 an menyusuri jalan Sriwijaya, dulu lapangan. Yang terakhir aku ingat pernah belajar naik motor disana. Motor bebek buatan Cina ayahku, belajar motor disana bersama adik. Ingat dulu main bola. Itu medio 2005-2006 juga. Sebelum dirubah seperti sekarang ini Pasar Antri Baru dan Terminal nya. Oh iya, di sebelahnya juga ada Mako tentara PUssenarhanud. Ada sempat saat itu konser Djarum Coklat, artisnya Seurieus. Ada juga dulu waktu 2005, Kota Cimahi ulang tahun. Di Sriwijaya ada pasar malam. Masuk area night bazaar itu bayar 10000. Penuh banyak yang datang. Saya datang dengan adik. Dari sekian banyak orang yang datang saat itu, justru teman saya absen di atas saya pas yang ketemu di sana.
Gadis centil berkaca-mata bersama temannya, ketemu di gerbang masuk.
Ingat juga saya di bawah jembatan dekat komplek perumahan tentara, duu ada yang pelihara burung merak. Bahkan terlihat dari jalan raya, yang berada di atas kurungannya. Dulu di bawah jembatan itu, suatu malam saya pernah kencing di situ karena ingin
Lalu pernah juga Ramadhan 1425 saat itu. Ustadz terkenal nasional asal Geger Kalong pernah mengisi acara di sana. Panggung di tengah lapang, banyak yang datang menyaksikan. Aa Gym sangat populer saat itu. Apalagi setelah tahu dulu beliau kuliah di kota tentara ini juga. di Univ bernama seorang Jenderal pahlawan Revolusi Indonesia yang gugur di bunuh di rumahnya di Jakarta lalu di seret dibuang mayatnya di Tahun 66 di sebuah tempat sepi saat itu, tempat Jin buang anak, Croc's Hole.
sepanjang jalan Sriwijaya banyak pohon besar, sama seperti saat ini.
Bedanya dulu ada banyak toko-toko permanen bahkan dan rumah makan sepanjang jalan
ada salon, rumah makan penjual pakaian tentara seingat saya dan tentang akurium
Itu wajar karena saat itu pasar ada di dekat segi tiga, di kawasan yang saat ini jadi lahan parkir Cimahi Mall. Seingat saya bernama pasar Impres tempat itu. Dulu sempat kebakaran. Pasar Antri Cimahi digusur dibuat Mall Cimahi Hi-Mall katanya. Padahal dulu ibu ku belanja keperluan selalu di situ. Dulu ada tangga turun ke bawah, maka bawah tanah seingat saya dulu Pasar Antri.
Memang kotor bau becek. Di belakang itu lah ada pembuangan sampahnya, dekat sebuah lapang bola yang dipakai anak-anak SSB. Lapang itu pun kini digusur
Tiap hari pun saya lewat sana, sama seperti dulu pada tahun 2001. Saat itu saya SD. Kelas akhir. Tiap pagi, selama seminggu kecuali Minggu, 2 minggu sekali mencari angkot kuning, Cimahi-Cibeber. Kalau sekarang jalan Gandawijaya lancar dari arah bawah terus ke arah Alun-alun. Dulu jalan jelek, sempit karena lahan jalan dipakai pedagang emperan. Trotoar penuh pedagang kaki lima. Satpol PP tidak melarang. Cari angkot dari gang Asem dekat radio Unasco 99.6 fm Cimahi almarhum. Dekat juga TK TPA Asih Putera. Jalan Gandawijaya penuh bukan oleh motor, tapi mobil angkot kuning dan mobil lain pribadi atau mobil angkut barang. Ada juga motor. Tapi itu pejalan kaki bebas jalan di tengah jalan karena aman. Bus Damri dan Bus lain tak ada lewat situ karena jalan raya Cimahi tidak dibuat satu arah seperti sekarang.
Angkot Tagog atau angkot Cimahi-Leuwi Panjang dan Cimahi-ST. Hall langsung lewat tagog. Tidak belok kiri masuk jalan SMP. belok kanan di depan SD tagog. Dekat pos Polisi Tagog itu ada lampu merah, sehingga buat pengguna jalan sabar menunggu. Walau sering macet.
Dekat apotek Serumpun Bambu dulu ada tempat pembayaran PLN. Saat saya kecil saya sering datangi tempat itu bersama ibu.
________________________________ Senin, 30 Janvier 2012, 1.42 (GMT +7)
No comments:
Post a Comment
komentari dengan santun dan hati