Selasa 7 Februari 2012
Saat itu sore hari yang panas di Bandung. Pukul 16 petang, saat saya pulang ke rumah dari kantor. Saking panasnya cuaca saat tadi, saya menepi dari jalan Pasteur, masuk ke kawasan Husein, menepi ke warung beli roko dan masuki tempat penjual kelapa muda di sekitar SMA Negeri 9 Bandung.
Adzan Ashar terdengar saat saya nikmati gelas es kelapa muda itu dengan sebatang roko. Saya urung untuk update status, tapi saya dapati status teman-teman saya komentari panasnya cuaca Bandung saat tadi.
Seperti:
"Untung idung gua asli, coba kalau palsu udah meleleh kali ya keluar dari ruangan ini?"
"Di mobil pake AC, di ruangan pake AC, coba itung panas yang kita beri pada bumi. Lalu bolehkah kita mengeluh karena cuaca panas sekarang ini?"
Sebelum meluncur pulang, saya singgah di rumah Tuhan. Masjid Habiburahman, agaknya mencatut nama profesor yang dulu kuliah di ITB dan jadi RI-1 ke-3. Mesjid yang besar, dan agaknya aman sebab barang saya tinggalkan wudhu dan shalat tapi aman saja. Pun biaya parkir disitu digratiskan.
Yang tidak lumrah disana ada tiga kencleng besar berbeda warna dengan tulisan berbeda-beda pula: Sumbangan Fakir miskin, Sumbangan DKM, dan Sumbangan Makanan-Tajil, itu seingat saya. Selain itu ada kencleng kecil berwarna silver bertuliskan atau berukiran: Harap Diedarkan
Usai solat saya mau pakai sepatu di beranda Masjid itu. Duduk di sebelah Barat cuma saya sendiri dan seorang lelaki berusia beberapa tahun di atas saya. Tempat saya dan dia itu sepi karena agak gersang, tidak seperti di sebelah Timur, rindang dengan sepoi angin.
Saya mau nyalakan roko, sudah keluarkan korek gasnya tinggal ambil roko sebatang dari bungkusnya. Si aa yang akhirnya saya tahu bernama berakhiran 'Di' itu minta pinjam korek saya. Kamipun mulai saling lempar kata.
Dari info dari percakapan itu ternyata kang Adi -sebut saja begitu adalah warga Geger Kalong. Hafal seluk beluk Universitas Pendidikan Indonesia karena sempat jadi satpam / security di instansi tsb. Cukup lama dan cerita-ceritanya mengenai pengalaman kerjanya cukup menghanyakkan saya.
Pingsan karena mendapati hantu di FIP
Sempat suatu hari, malam hari dia dinas jaga di gedung Fakultas Ilmu Pendidikan. Dia dapat shift malam dengan beberapa temannya. Dalam tugas jaga itu, ada terdengar suara kucing mengeong berisik dari lantai dua gedung tersebut. Temannya tidak mau check si kucing nyasar itu, maka Adi pun pergi naik mencari si kucing. Adi iseng dengan membawa senapan angin kokang untuk membedil dan menakut-nakuti si kucing, karena isinya kosong. Kemudian, ia dapati suara kucing itu datang di lantai tiga, dia naik ke lantai tiga. Saat mau buka ruangan asal suara kucing itu, yang Adi dapati justru rambut panjang wanita dengan wajah menyeramkan. Dalam kaget, Adi tembakkan senapan yang dibawanya, dia merinding berat sampai pingsan. Teman-temannya yang kaget segera datangi lantai tiga untuk memastikan keadaan Adi yang tadi hendak cari kucing berisik. Karena kerasnya suara bedil, beberapa polisi Sukajadi dan anggota Koramil Gerlong yang hafal beda bunyi senapan dan petasan datangi kampus UPI malam itu. Adi yang pingsan, ketika siuman di pagi harinya tergagap-gagap jawab pertanyaan dari orang-orang, "Bieu manggihan awewe buukna panjang, nyingsieunan". Ditanya "bieu atawa tadi?"
Ternyata itu asli makhlus halus, menurut atasan dan teman-temannya serta orang pintar. Karena kejadiannya padahal sudah lama sejak Adi pingsan, namun dia justru merasa hal itu belum lama terjadinya.
Adi pun bercerita bahwa video penampakan pocong di Perpustakaan UPI itu memang asli terjadi bukan rekaan.
Ada lagi kisah seram di sekitar apartemen buat mahasiswa luar pulau. Dua orang satpam diganggu suara berisik kucing dari lantai dua. Mereka pun mencari asal suara itu ke lantai dua. Mereka mencari sampai balkon gedung, dan dapati kucing besar 'Jejaden' seukuran kambing. Saking takutnya, kedua satpam itu melompat turun dari lantai dua. Satu orang dari mereka tewas, dan satunya lagi cedera sampai pincang karena benturan keras pada kakinya saat mendarat.
Pergoki mahasiswa mesum di sebuah lantai Fakultas
Adi melanjutkan cerita pengalamannya sebagai security di Uni itu kemudian. Di salah satu fakultas, FPIPS, dia dapati dua mahasiswi berjalan naik tangga ke tingkat empat gedung fakultas. Di jalur lain, ada seorang mahasiswa pergi ke tempat yang sama. Adi buntuti mereka, mereka masuk ke salah satu ruangan arsip dosen. Adi matikan lampu gedung itu lalu siap-siap menyergap mahasiswa mesum. 'Pas edeuk pisan ngaluarkeunna, pas ngeunaheun-ngeunaheunna, ditewak' Sebagai barang bukti dia juga foto mahasiswa yang tengah berbugil itu dengan kamera ponsel. KTM atau Kartu Tanda Mahasiswa mereka disita. Adi mengancam akan mengadukan mereka. Lalu dia suruh mereka untuk melanjutkan perbuatan mesumnya. Adi miliki tampang yang sangar, pantaslah mahasiswa yang tertangkap basah itu tak berkutik. Karena kasihan, dia berikan juga memori handphonenya ke mahasiswa itu, setelah dibayar 350,000. Menurut pengakuan si wanita, dia tengah butuh uang, dan dia memang menjual tubuhnya untuk dinikmati siapa saja dengan bayaran. Bahkan si gadis menawari Adi untuk datang ke kosannya agar tidak mengadu.
Perkara kriminalitas di Uni itu memang sudah sering terjadi seperti motor, panel listrik, bahkan sepatu saat di Masjid.
Bahkan di Masjid Daarut Tauhid, sempat tertangkap CCTV pasangan Lesbi yang bercumbu, dengan setengah telanjang di suatu ruangan ditutupi gorden.
Lalu, kasus pencurian panel listrik, dilakukan maling dengan sangat rapi. Diduga kuat ada orang dalam sebagai pelakunya. Meskipun sudah dibantu anggota kepolisian untuk amankan salah satu gedung baru di kampus itu, namun masih juga kecolongan. Si maling meninggalkan jejak anak kecil di dinding. Diduga si maling melarikan diri lewat lubang kecil untuk AC.
Belakangan ada kasus penangkapan maling laptop oleh seorang pegawai kebersihan (tukang sampah) kampus. Sang penangkap maling itu diberikan jabatan oleh kepala sekuriti kampus jadi salah satu anggota satpam. Sang pegawai kebersihan beruntung yang jadi anggota sekuriti kampus itu adalah seorang kerabat dekat dari Adi yang ngobrol dengan saya ini.
Adi sempat ditawari lagi jadi anggota sekuriti, mungkin karena dia pribumi dan dekat dengan kepala sekuriti selain juga punyai ijazah 'security' dan kuat secara fisik, namun saat itu dia punya kontrak di pabrik dua tahun. Saat kontraknya habis dia harus menunggu sampai lima tahun untuk kembali masuk ke persatpaman UPI.
Banyak lagi yang kami obrolkan sore tadi, dari Aa Gym, muridnya yang diperkosa-dibuang di Citarum, perdirgantaraan Indo, baru saya tahu saat itu bahwa lintasan pesawat seperti Husei itu tidak rata, dalam artian ada lintasan agak turun untuk memudahkan mengangkat pesawat naik ke atas oleh angin.
Saking menariknya pembicaraan kami tadi, saat saya meluncur pulang dengan motor, di atas motor sudah saya rencanakan untuk post di blog ini :)
Saya sudah seperti Angelina 'Angie' Sondach saja ini, menggalau di blog :) semoga bermanfaat dan inspiratif :)
Keep Blogging! Never Stop Inspiring People With Your PoV, okay!
Selasa 7 Februari 2012 10:00 pm
Ceritanya Komplit banget....Keep Blogging! Never Stop Inspiring People With Your PoV, okay!
ReplyDeletewau kandang kawin juga yak kampusnya. . . . keren. . . . udah pada beranak belom kwkwkwkwk
ReplyDelete