Saturday, September 10, 2011

Me Comparison : Kid & Adult

Bangun pagi, biasanya langsung ke ruang keluarga. Terkadang langsung minum segelas susu panas atau susu coklat, terkadang juga kopi dan teh, sesuai persediaan. Bila kamar mandi kosong, langsung ke tempat itu untuk sekedar kencing. Yang utamanya,tentu wudlu untuk sembahyang Subuh.
Kadang juga mandi, kalau ada aktivitas pagi itu untuk langsungjalani aktivitas. Berkumpul dengan teman-teman, makan, main, ngobrol apa saja.
Terus, kembali ke rumah. Biasanya nonton tv atau main game di PC. Atau hanya tidur di kamar. Atau yang lainnya. Sampai malam, tidur larut malam.

Bandingkan, saat ku kecil.
Bangun jam 7 an mungkin, atau lebih. Biasanya ayah telah berangkat terja. Yang ada tinggal mama mengerjakan pekerjaan rumah. Kadang, masih ada segelas susu, hangat atau sudah dingin. Lalu diam di dalam ruangan-ruangan rumah. Membongkar mainan, seperti mobil, boneka tentara, atau kartu gambar berserakan atau mainan rumahan populer saat itu.
Kadang, ada teman sebaya mengajak main ke luar, istilahnya 'nyamper' -dari nyamperin-. Atau, mama suruh ku untuk main di luar, saja.

Di luar kadang bawa mainan dari rumah juga, kelereng, mobil mainan, gambar atau apa saja. Atau juga tidak, kami bermain bola, dan bola itu punya teman juga, dibawa dari rumahnya. Atau bermain petak sumput, kejar-kejaran, atau saat tambah usia dan mulai pintar menghitung uang main monopoli. Nain ular tangga saja yang lebih mudah. Atau yang dibalik lembaran ular tangga, game bernama Yudo atau apa, dengan empat biduk dalam sangkar, yang  baru keluar hanya saat mata dadu berjumlah enam, atau saat dua dadu menunjukkan angka sama.

Kadang, saat agak siang dikit, mama kami datang mencari menyuruh makan siang, atau istirahat karena panas terik matahari.
Ada juga yang tidur siang, untuk kembali bermain jam 3 sore misalnya atau jam 4. Saat itu juga, aku belum pandai mengetahui jam. Yang aku tahu hanya cerita mengenai Pak Tani, Kancil, Buaya, dan rekan-rekan.
Mungkin anak sekarang saat itu juga belum akan kenal Spongebob, Avatar Aang, Upin, Ipin, dan yang lain. Saat itu yang di tivi, setau ku selain Kamen Rider dan Doraemon, aku tak ingat. Ada mungkin sonic dan kartun lain di hari Minggu pagi.

Sampai adzan Maghrib, biasanya bermain. Kalau bulan Ramadhan, tidak full shaum. Hanya ikut saja buka bersama keluarga dan orang2 lebih tua. Biasanya nonton tv juga sih, tapi jam 19.00 saat itu tiap stasiun TV menyiarkan "Dunia Dalam Berita", aku biasanya sudah tidur sebelum acara itu beres dan hanya terkadang saja bisa nonton Si Doel atau acara lain setelah acara itu, seperti kuis-kuis seperti Tak Tik Boom Jer, atau apa.

                                           Septembarrrrr, 7:44 am with backsound CherryBelle - Dilema <3

Friday, September 9, 2011

FIGHT FIGHT


pernahkah kamu stuck pada satu hal yang harusnya kamu kerjakan?

Pasti semua orang pernah,
Tapi ini aku belum juga dimulai lama belum seperenam rentang waktu pengerjaan. Sudah mulai terdera gejala stuck.

Bukan apa-apa, project ini merupakan project yang mirip dengan survival, yang membutuhkan nyali lebih dari project-project lain

Esensi project ini simple, namun eksekusi tidak mudah
kekakuan sistem seolah memblok dan membarikade kami, para pejuang garis sekian tuk cepat keluar dari naungan institusi ketulusan ini.
Institusi dimana pejuang diarahkan tuk jadi seorang warior tanpa cinderamata. Yang fight dengan kesungguhan hati wawasan kompetensi dan materi.

Project terakhir atau setidaknya kedua terakhir atau ketiga terakhir ini bisa jadi paling panjang waktunya. Sebelum sidang dan wisuda. Yaitu Yaumul Hisab kepelatihan dan kerja keras serta hari Sukacita pemangkatan pejuang.

Setengah windu biasanya orang tercepat, selesaikan training itu.
Cost nya besar.
Expense harian dipakai juga hampir 4 sampai 6 hari ke markas pelatihan.
Untuk hanya duduk dan diam terkadang
Atau tuk kembali kecewa, karena maestro skill serta pendidikan batal datang

Disitulah suka-duka yang membuat sesoma anggota regu akrab
Mereka berkomunikasi dari kelompok besar, hingga mengerucut ka beberapa cabang

Dengan adanya media sosial network, mungkin bisa membuat sesama anggota regu membenci orang seregunya
Iya tapi semua bisa diatur dengan manajemen pertemanan yang kuat juga disokong mereka

tinggal projek ini
lalu eksekusi pengadilan projek

lalu hari suka-cita yang macet yang sering dibicarakan orang domestic

FINAL STAGE BEGIN!
                                                                            Settembre, 09 2011, 1:38
__________________________________________________________________________________________________________________________

hmmm, just a silly boy band

hai, do you know a band called All 4 One?
It's a 90's boy band from America whose songs are spectacularly romantic

Some of their songs that I like so much are, such as:

Someone Who Lives In Your Heart

I Can Love You Like That

So Much In Love

Smile Like Monalisa

Damn, if you are falling in love or feel so broken-hearted or you miss your someone special so bad, you can't even cast away their images off your mind, the songs above will take you deeper to your situation.

If you keep listening to those songs, Soon you'll be caught singing them sub-consciously.

there are some lines of the lyrics, I'll share here:

So in Love, are we two? Just Can't wait to say 'I do'
So in Love, are You and I?

=============================
Last night, I dreamt that you were beside me
It seemed so real, that I cry
When you touch me
You're my angel
And you giving me wings
And I fly away with you whereever you go

...

If there's one thing in this world that I know is true
It's 'love' that I feel when I'm thinking of you
No ocean No mountain can keep us apart
'Coz no one can take away someone who lives in your heart

==============================

And all this time that you've been waiting,
You don't have to wait no more...

I Can Love You Like That
I would make you my world
Move Heaven and Earth
If you were my girl

I would give you my heart
Be all that you need
Show you, you're everything
That's precious to me
If you give me a chance

...

You dreamt of love that ever lasting
Well, Baby, Open up your eyes!

If you want tenderness?
I've got tenderness
And I see through to the heart of you

If you want a man, who will understand?
You don't have to look very far

==============================



damn, aren't they great?
They truly have strong words which carry the singers' emotion

The joy when he's in love, when he is with his gf and going to wed

The hard feeling, when someone is away from their loved one
His belief that his love is real, he thinks they're unseparable

The passion to love someone very idealistic in love

I LIKE THE BOY BAND. THEY'RE GREAT
even if their songs might sound very silly


                                                    Settembre, 09 2011, circa 1 pm

Wednesday, September 7, 2011

Bagaimana pun - lirik syahdu


BAGAIMANA PUN

Duhai apakah namanya
Bila aku merasa
Dilanda bermilyar rasa
Saling meronta
Serasa hujan airi
Kemarau yang panjang
Maka tumbuh hidup baru
Di lembah yang sunyi
 
    REFF
    Sehebat apa pun
    Dilanda yang ini
    Mampuslah diriku
    Musnahlah benakku
Wahai siapakah dirimu
Menjinakkan aku
Bisa menyebabkan semua
Musyrik karenamu
Cara apakah dirimu
Pacu jantungku
Menempatkan aku pada
Rindu melulu

    REFF
    Bagaimana pun
    Engkau kepadaku
    Tak perlu kutahu
    Urusan dirimu   
    Bagaimana pun
    Aku  kepadamu
    Tak perlu kau tahu
    Urusan diriku
    Bagaimana pun
    Aku kepadamu
    Tak perlu kau tahu
    Uruslah dirinya
    Bagaimana pun
    Dia kepadamu
    Tak perlu ku tahu
    Uruslah dirinya

END
 
-The Panasdalam-

me foolosophy

someday you'll understand

your most precious friends are the ones that you sometimes hated
the ones that sometimes were a dick or a bitch for you, but they didn't mean to

friendship is not merely about going out together everywhere
it's rather how you connect with them with hearts

and you share your love in frindship

the more you have things in common with your friend,
perhaps the stronger the bond you make with them

but life is about moving on
moving on to leave your convinience for the better one

it takes a lot for moving on; courages and sacrifice
but it is worthed

your friends are the ones who'll support you whole-heartedly

the ones that you hate or your enemies are precious for you, too
without them, you won't learn about competition which is the essence of social life besides the so-called love and compasssion

you learnt that when you try not to hurt someone; you'll hurt someone else

people say 'be you self'; but the better one is 'be your best self'
you are fragile, you can't deny it
when you don't eat, you will get weak and fragile
you are also emotionally fragile, just face that
that's human's nature

Tuesday, September 6, 2011

Masa Yang Paling Indah Masa Masa Di

Pas aku masuk SMP, aku harus belajar dulu di SD selama 6 tahun. Abis Ebtanas selama kurang dari sepekan, dimana aku duduk di jajaran ke tiga baris pertama, dimana saat itu anak 2 baris pertama diisi kaum lelaki kelas B dan 2 baris terakhir di sebelah kanan berisikan kaum wanita kelas A. Ruangannya kalo benar di ruangan aku dulu menjadi kelas 4 suatu SD di suatu Kota di Jabar.
Saat itu yang aku ingat soal-soal Ebtanas cukup sukar, contohnya gambar anak kecil bermain layangan dalam soal Bahasa Inggris, The kids are playing . . .

Puji Tuhan,aku dapat nilai cukup baik. Rataan 8 lebih dan dapat masuk ke SMP favorit di kota asal ku. Karena Ayah Ibuku tinggal di daerah lain, sekitar 17 km dari kota ku. Aku pun tinggal bersama Nenek Kakekku yang tinggal di kota tempat sekolahku.
Jarak rumah nenek dengan sekolah SMP ku hanya 5 km barangkali atau kurang, dan tiap siang aku berangkat sekolah dengan angkutan umum bernama angkot dengan tarif 500 rupiah.

Ketika masa orientasi, siswa baru sepertiku diharuskan membawa beberapa peralatan semisal papan nama dari karton pada dada dan meja, alas duduk dan tas dari karung terigu.
Di hari pertama saat itu, guru-guru beserta staf pegawai berdiri berjajar di depan siswa baru berjumlah tujuh puluh sekian. Angka fantastis dibanding dengan di SD, itu pun belum semua gurustaf pegawai hadir.
Kami yang berseragam SD itu dibimbing kakak kakak kelas dengan diberi penjelasan mengenai sekolahanku yang besar itu. Yang di dalamnya terdapat 4 buah tempat jajan, 1 kantin, 3 warung, sebuah aula olah raga, 3 lab IPA, sebuah perpustakaan, sebuah mushola cukup besar dengan tempat wudhu untuk ikhwan akhwatnya, sebuah lab komputer di lantai dua diatas kantor dan beberapa ruang kelas yang membentuk huruf U, tidak ketinggalan Lapang basket super besar yang digunakan untuk upacara Bendera pada Senin.

Kami kelas 1, saat itu harus masuk siang, karena ruang kelas kami dipakai oleh kakak kelas kami, kelas 2. Hal itu tidak berlangsung lagi  sekarang, karena pembangungan membuat tiap murid SMP ku menjadi masuk pagi. 6.45. Saat itu kami angkatan ku yang kelas 1 pulang jam 17.00 atau berapa lupa.

Di saat MOS, aku dapatkan kartu Masa Orientasi Sekolah. Yang dimana disitu fotoku tercantum, beserta nama dan TTL ku.
Di saat MOS, untungnya aku sudah mendapat teman sebangku. Temanku itu, teman SDku dan juga temanku saat dulu di TK. Selain dia, terdapat seorang lagi teman SDku dalam kelasku saat itu, seorang siswi dengan dengan sosok siswa berkulit gelap dan berambut panjang keriting. SDku yang tercinta menempatkan 8 siswa-siswi terbaiknya ke SMP terbaik ke-dua di kotaku itu.

Saat itu, kakak kelas pembimbing kami menceritakan banyak mengenai sekolah baru beserta guru-gurunya serta rangkaian kegiatan dalam MOS. Yang paling ku ingat tak lain adalah saat promosi kegiatan ekskul, yang dinamakan demonstrasi. Di mana saat itu kakak-kakak kelas pembina ekskul saling mempraktikkan kebolehan ekskul masing-masing mendemonstrasikannya. Waktu demo karate, dimana kaka-kaka itu kuat memecah tumpukan bata dengan tangan kakinya, obrolan di antara mereka berlangsung, sbb: "Tenang aja, kalau kenapa-kenapa dekat Rumah Sakit ini!"

Ekskul pecinta alam membawa seekor ular dan menjinakannya, seingatku. Ekskul basket dan bola promosi dengan skill driblle dan lay up lay up serta passing passing. Dengan MC mengutarakan prestasi-prestasi yang diperoleh tiap ekskul. Waktu sebuah ekskul bela diri dengan seragam latihan berwarna hitam berdemo, kami terkesiap karena mereka mahir kendalikan ilmu tenaga dalam mereka. Amazing *-*

Selesai masa orientasi itu, kami sekelas mulai mengenal satu sama lain. Dan wow dibanding dengan di SD dulu cewe disini gak kalah manis gak kalah cantiknya, pun badannya sudah cukup jadi, bersih-bersih. Jalur pulangnya beragam. Ada yang bareng jalan sampai jalan raya untuk menyetop angkot. Ada yang langsung ke rumahnya tanpa ke jalan raya dulu. Teman-teman belok kanan dari gerbang, sebagian belok kiri atau lurus, langsung ke komplek pemukiman.

Di Jalan raya itu beragam angkot melintas. Berwarna oranye dua trayek, hijau empat trayek, sisanya satu trayek berwarna kuning dan ungu. Dekat pasar ada lagi hijau dua trayek lagi, dan ungu satu trayek lagi. Di Jalan Raya Utama ada Bis Damri dan bis-bis lain semisal Madonna dan lainnya. Di selatan SMP ada rel kereta api di mana kadang aku suka menggelengkan uang atau paku di relnya. Sebelah timur dari rel itu sekitar 300 m atau lebih kurang, terdapat stasiun cukup besar. Dekat stasiun itulah terdapat Rumah Sakit besar yang diambil namanya dari nama seorang Pahlawan lokal yang merupakan seorang dokter.

Pulang sekolah, tiap sore, kami yang tinggal di tempat cukup jauh lalu berjalan bergerombol dengan cees ke jalan raya itu untuk naik angkot. Terkadang sengaja berbarengan atau masing-masing tak saling kenal. Nah aku naik salah satu trayek warna hijau dengan tujuan ke arah barat lalu utara untuk kembali ke timur ke kota besar.

Cara menyetop angkot trayek itu dengan menunjuk-nunjuk jari telunjuk ke atas ke arah utara kota kami, kalau mau yang ke timur nunjuknya biasa aja kaya nyetop angkot yang umum, kalau mau yang trayek ke barat nunjuknya ke arah belakang ke barat.

Pulang pergi saat itu aku kelas 1 Smp tarifnya 500 rupiah, seingatku. Padahal kalau pergi akan lebih jauh, karena rute memutar.

Toh, walau sudah diberi ongkos goceng, sering ku pulang pergi jalan kaki. Uangnya bukan cuman buat jajan tapi untuk merental PS yang bertarif 2500sejam sampai yang 1000sejam. Yang mana waktu kelas 2, waktu ku punya sebuah memory card atau lebih sendiri, tiap pulang selalumenyempatkan ke rental langganan tuk main sampai sore. Main Harvest Moon, Winning, Tamiya atau Digimon gamenya di PSX saat itu.

Zaman itu dikit banget yang bawa hape ke sekolah, paling sebagian guru atau orang tua kami doang para murid yang punya.
Pada suatu waktu, aku bersama-sama teman ketika beres Ujian Umum atau THB bermain menaiki Kereta Ke sebuah tempat di Bandung di pusat kota. Dari stasiun sebelum St Hall kami turun bersama, sekitar 6 orang siswa kelas 1 mungkin jumlah tepatnya aku lupa. Satu orang temanku bawa rokok Djarum Black dan menghisapnya, dan menghisap bergantian bersama-sama. Sepele padahal cuman rokok sebatang atau lebih sepanjang perjalanan menyusuri rel. Yang sekarang sepanjang rel dibeton, terdapat Paskal Hyper di tempat yang dulu merupakan padang ilalang, dimana kadang kami temukan secarik celana dalam wanita di situ dengan bercak2 :@
Saat itu, saat kami beberapa pemuda dari satu Sm di sebuah Kota bagian barat Bandung berbagi berbatang rokok untuk dihisap bergantian, nampak sebuah KRD yang lain melintas. Dari arah sebuah pintu dari kereta itu terdengar sebuah teriakan ditujukan pada kami yang tengah menikmati hisapan demi hisapan batang roko itu! Ternyata seseorang dari kelas 1 c tengah naik kereta juga, refreshing dan mendapati kami basah-basah

merugikan tukang angkot

Waktu itu jaman ane kelas 4 an Sekolah jam 12 pulang jam 5an. Ujan deres dan Ane terpaksa harus jalan kaki ke rumah, kalo gak punya duit 50 perak buat naek angkot. Mungkin dulu gue nginjem duit temen ane apa gimana entah atau pulang hujan deres, dimana jalan saat itu tampak menyerupai sebuah sungai kecil.

Sekolah bener-bener Penuh perjuangan Sob! jadi untuk masalah cinta kaya HS bilang gak usah pake perjuangan! Pake Perjuangan lu buat sekolah, Dapet Nilai yang bagus! Kuliah dapet IP yang tinggi! itu aja

Yang parah lagi waktu itu ada wafer berhadiah kartu kaya uang-uangan gitu bergambar tempat wisata di Indo. Lompat batu P.Nias misalnya atau wisata bawah laut Bunaken seinget gue. Merknya kaloga salah 2 in 1 yang gue cari deket ramuh ada warung yang mampangin tuh wafer di jajaran snack-snackan anak-anak. Trus, abis minta doku 200an ke bonyok, gue jalan tuh ke warung, jauh lumayan 100 meteran lebih. 200 meteran mungkin. Nanya ke yang jaga warung. "Mang beli Dua In Satu" Si Mang bales "Oh, Two In One de, samphoo?"
Harus gue tunjuk tuh jajanan anak-anak berwarna merah, itu.

Pulang sekolah duit gue habis buat beli tuh wafer, dan pas balik waktu itu sore gue naek angkot ungu untuk ke rumah. Daripada jalan pengkor, gitu kali pikir gue. Dan Ajaibnya duit gue biar gue sadar gue ga bawa seperak-perak acan, nekad naik dan pas turun gue kasih tuh kartu bergambar tempat  wisata dari wafer 2 in 1 dan ngacir barangkali, lupa... Seneng gue nipu orang dewasa, biasanya anak kecil ditipu mulu orang dewasa. Gue ulangin kayak gitu sekali lagi dong.. Haha
Ternyata tana gue sedari, pas kaya gitu di angkot itu gue bareng temen sekolahan yang beda kelas, doi kelas B ma ibunya,  wew

Padahal ongkosnya waktu itu dari sekolah ke rumah gue cuman cepe perak.. kadang tuh angkot distop anak SD gak mau berenti, mungkin karena cuman cepe doang sama suka berisik, tapi swer dah SD udah gak ngompol sembarangan palagi di angkot.

kisahku di 1998

Agan pas SD ada yang pernah gak naek kelas??? Gue pas kelas 3 ampir gak naik kelas -bukan bangga, bukan- ini mungkin buat modal ntar kalo gue punya anak gak akan gue paksa pinter, toh nature anak beda-beda, gue bakal bimbing tuh anak menyenangi belajar mencintai ilmu sehingga dia belajar giat *apeu ini teh -,-

Kelas tiga itu sang Guru, Ibu Kus yang baik hati seinget gue jarang di kelas atau gimana yang jelas Doi sering ngasih kelas gue tugas nyalin kelas gue buat nyalin dari buku cetak DepdikBudpar cetakan Sarana Panca Karya mungkin *lupa, terutama pelajaran IPS yang bukunya berwarna coklat di kovernya bergambar dua orang siswa cowo cewe dengan background sawah dan pembangunan pabrik kalo bener...

Bukan nyalin istilahnya tapi ngerangkum :( dan tugasnya berbunyi : Salin Buku IPS dari Hal. Sekian Sampai Hal. Sekian... Anjrit! dan gak tiap anak megang satu buku itu yah. . .ngerangkum sama nyalin ternyata beda sob! ngerangkum umumnya kalo kita dah paham trus tulis intisarinya kan paraphase, tapi dulu perasaan gak kayak gitu harus ditulis dari buku paket. Gue duduk sebangku tigaan dulu dan sama-sama males ngerjain tugas yang celakanya dikumpulin! Bukannya ngerjain, kita malah asik gagambaran atau main SOS. . . Kadang kucing anjingan atau polisi-polisian Pas istirahat.

Gue nulis tuh tugas juga sih pada akhirnya, tapi karena deadline nya abis dan gue waktu berumur 7 atau 8 tahun itu nulisnya lelet banget, gue nulisnya gak bener. Gak cuman disingkat-singkat -yang udah termasuk pelanggaran saat itu- tapi juga nulis asal jadi nulis asal tarik garis gak jelas atau bentuk bentuk absurd di baris-baris buku tulis. Dan kadang gue ulangin. Ampe akhirnya si Mamih dipanggil Bu Kus buat ketemuan, gue bilang deh ke Mamih :)

Pirasat gue emang bakal diaduin Bu Kus tersayang soal tulisan kacrut gue, yang gue sering ditegor. Besoknya pas Mamih datang dan Bu Kus pun mengadu gue pulang dapet oleh-oleh belajar nulis huruf yang bener lagi - Kaya balik lagi ke zaman kelas SD kelas satu pelajaran tambahannya nyetak huruf yang bener :( ajig!

Kelas tiga sungguh berat karena pada hari H pembagian kelas gue deg-degan abis. . . Bakal naek kelas gak tuh gue, soalnya Bu Kus masih keliatan sayang banget ke gue dan mungkin bakal seneng kalo ngajer gue setahun lagi, hihi naudzubillah
Mana di kelas dua waktu itu gak ada temen-temen yang rumahnya deket lagi. Gak ada temen satu komplek :( Nilai positifnya paling di kelas dua banyak anak yang lebih manisnya, tapi tetep aja ingusan (-"-)

Raport pun dibagiin dan gak make ada orang tua buat ngambilnya, Dan ternyata pas bagian stempel Naik Atau Tidak Naik gue dapet stempel NAIK. Alhamdulillah. Puji Tuhan. Biar pas liat nilai-nilai gue kebanyakan angka Enamnya dan Tujuh menyelingi gak seberapa...
Sepanjang jalan gue ke rumah gue kegirangan senyum-senyum, ketawa-ketawa, nyanyi-nyanyi kecil. Untung gue masih kecil jadi gak disangkain orang miring. Pas di Mesjid ditanya bapa-bapa yang liat gue megangin terus raport, "Naek de?" "Iya" sambil ngeliatin raport, pas diliat napa angkanya Enem doang yah... :) Gak peduli yang penting gue gak perlu ngendog. Yes!

Continuation of kid's story

A year of playground I felt very very long, I thought it was longer than a year, perhaps two years. Everyday from Monday to Saturday at 7 am I had been very tidy and ready for the pre-school. My uniforms were 3 kinds as I remember, the yellow one, the batik one, and sport uniform. The school bell was at 7.30 perhaps. And what we spent in the class were something like making things from paper and glue and plastescine. We also learnt about songs and the geoghraphic of our country, Indo. . . like learning the names of big mounts and big lakes of Indonesia I remember lake Tempe besides Toba, and river or lake Way Kanan. . . We learned also about Islam Religion. The names of prophets and the names of angels.

Each Saturday or Windsday I forget was sport lesson day. Our school which consisted of two classes walked to the nearnest Grass Yard. Which was very large and quiet. Mayhaps, we did some light exercises and the standard ones of course the warming up. We played ball games, mayhaps. I don't really remember. We played tags. The most catchy thing in the big grass yard was a deserted hut near the yard. Oh I wondered who lived there. Now the site of our sport grass yard is used for a big factory which I don't know what is called.

After 2 lesson hours, the class went into rest session, The Lunchtime, in which we ate the lunch we brought fro house or we bought at kiosks before. We spent the free time with playing, again :). Playing the facilities of our school.
For your info, our pre-school building was located inside a range of troops. Sometimes one of the troops came inside our class and talked to our teacher, Ms. Imas. He even sometimes brought with him his rifle. Hah, I who was very scared to troops and cops got used to them, we found them very nice to us.
Per month, we were given -we bought- 2 worksheets which looked more like magazines to me. With them I learnt how to make figures, numbers, letters, and arabic letters from dots. Also painting pictures on it, which sometime became our homework.

To go to my school, I had to cross 4 streets, and I walked for about 15 or 20 minutes to reach it. The distance was about 400 m. I passed my friend's elementary school every day. Compared to my pre-school, His elementary school was much noisy and had more stalls. I often bought pack of cards there, the a hundren picture cards which had pictures of police sign behind it.

What is interesting in my pre-school is when mothers went together perhaps a class or fewer to each student's house. I really like these occasions, so I could enlarge my child's view and I knew where my friends lived. The mothers always chatted when they were walking and also when they reached the house. We, the children were running around kidding and begging for snacks :) hahah sweet old days of mine.

At the age of 5 some months I enrolled to elementary school. It was not the elementary school near my pre-school. Nein. Because that school were considered too remote and not many good students went there. I went to the school in the West direction of my house. Around a half kilometre or more. And here I and my friend from my friend from pre-school enrolled, However we got different classes, and I wept T,T , ih...
The first impression was the kids at elementary school played more varied games besides tags, they played football.

At the first grade, I had many many new class-mates. Some of them came from a housing complex at the far region of our city. Sub city of the South. I found many interesting chacractersfrom my friends. One of the them suffered autism, but she was very rich. She was kind to everyone, as I remember. And she got her period earlier than anyone in the class.

a kid's story

I'm gonna tell you some interesting things that I had when I was a little boy aged around 5 years old.

I was an only son of my parents then, back there some years ago in the 90's. In my neighborhood there were some kids of my age, Ria, Rani, Aji, Tami. And the other kids were 8 and olders -4 graders to 6 graders- and the rest even younger than me and could not be taken playing together.
Some games we really liked to play were tags, hide and seeks, and the pretending games as I remember. Our neighborhood were spacious, we had two grass yards to play on when afternoon, however we preferred to play in our house when it was hot outside. We played some videogames in very old consoles like Nintendo and Sega. We played Super Mario, Tetris, Contra, Rambo, Sonic, with those consoles. Or we played toys. like dolls of course not barbies but dolls of Dragon Ball figures and other heroes and Toy Cars.
I really enjoyed my days back there in 90 something. When I hadn't entered any schools. Back there I felt 'Freedom'. My daily routines were playing and playing, sometimes I went accompanying my mom to buy things at the kiosks around our neighborhood. I really liked bread and cookies besides snacks like crackers which sometime had its bonus a toy.I didn't really like candies. I really like to buy a piece of paper of 50cmx30cm appr. in which there were 24 or something picture cards in it. That was priced a hundred rupiah. I always begged to my mom to buy me one everyday. The pictures of the cards vary. From the Power rangers, Ultraman, Dragon balls, Fruits, Wayang puppets, to unknown cartoon like a drawing story, heheh. I really liked to collect those cards. I even had them in a big container and played it with my friends who came to my house.
I and my friends also liked playing Monopoli game at Rani's house. That was when I and my friends have learnt maths. The older kids tended to cheat the game, however. We played also stairs and snakes game on the board.

I remember a day or a week or so before I enrolled to my pre-school -playground or Taman Kanak2-, I stood in the stony road before my house -now that road is mixed with asphalt and I never came to the road again since 2001-. I stood there at around 11 am, there was very quite because our fathers went to their office -they had same office-, the mothers were inside the house and not many kids around since they had attended school already. I still stood in the stony road with my hands scratched out and I faced the East then, the direction of my upcoming school and I screamed like this: 'MERDEKAAAA!' for about a minute perhaps 'til I get bored and tired. Yet, nobody was listening, perhaps it was because my voice were not loud enogh. However, I felt very pleased and content. It was like some pressure on me was lifted :)

Yet, as the stories I got from my Mom, I really wanted to attend school when I was 4 or younger. Perhaps because of Kak Tina or something I forgot who was very nice to me had attended school, so I also wanted to do the same. Once said I went wandering with a bag or a plastic bag I forget around my neighborhood and was asked by Ms. Ibrahim. 'Hey, Young Child, Where Are You Going??'. Then I answered, 'I'm gonna go to School, Miss' *gubrag