Post kali ini mengenai salah satu kegemaran saya. Sebuah olah raga yang sudah cukup lama jadi interest saya, Sepak bola. Sudah sedari dulu, di rumah nonton bola. Nonton pertandingan bergengsi negara sendiri biasanya, atau klub daerah sendiri, Persib.
Nonton bola jarang. Kecuali sore hari menjelang gelap, pas tayangan teve lain garing, selain bola. Sampai tamat Sekolah Dasar, dan masuk cawu pertama SMP, saya belum suka Sepak bola. Belum terobsesi.
Sampai suatu ketika hidayah bola itu datang. Teman sekelas dan sepermaian fans Juventus. Aku terbawakan. Adanya fenomena "Playstation Boom", dimana anak sekolah bermain PSX atau PS-one di rental yang tersebar di gang-gang, kompleks, hingga tengah kota membuat saya terpapar game Winning Eleven.
Sebelumnya di kelas 6, sempat main game itu di warnet bersama teman sekelas. Sangat gaptek, yang saya ingat saya tekel keras pemain rekan yang jadi lawan tanding saya sampai cedera. Jauh sebelum itu, sempat punya konsol game nintendo dengan game bola. Cukup terampil memainkan, rule of the game mudah dipahami. Merebut bola di lapangan, masukkan ke gawang lawan. Selebihnya jangan out dan jangan kasar.
Konsep off-side, dulu muncul di kepala saya sebagai aturan jika pemain kita berlari masuk kotak penalti lawan yang ditinggalkan beknya. Karena itu yang saya liat di teve. Lalu bingung karena konsep itu salah. Di luar kotak penalti masih offside.
Konsep kartu merah, saya kira dulu karena pemain kita melanggar pemain lawan di tempat tertentu: kotak penalti dan lingkaran tengah lapang. Karena saya alaminya di sebuah pertandingan Winning Eleven lawan teman. Bingung bedanya alasan wasit tuk memilih keluarkan kartu kuning dengan kartu merah, apa?
Baru setelah rajin main game Winning itulah, konsep asli pertandingan bola saya pahami. Memang agak telat bagi seusia saya.
Anak kecil di rumahku saja, seringkali begadang nonton bola. Dulu aku tidak, cenderung gak suka bola. Mereka pada pakai baju pemain bola, dulu aku tidak. Aku nonton kartun atau film superhero daripada bola. Nonton keluarga Cemara dan sinetron 90an.
Tahun 2002, saya mau naik kelas 2 SMP. Korea dan Jepang gelar helatan agung sepakbola dunia. Dengan 3 maskot lucu warna-warni, maskot itu juga dijadikan film kartun di Tv 7 tentang bola. Filmnya seru dan menarik. Selain itu ada Capt. Tsubasa. Saya lalu tahu, ada Kapten di tiap tim yang bermain bola sepak itu. Mereka kapten memakai ban hitam di lengan. Saya tahu waktu bersama adik sepupu nonton pertandingan Inggris, yang digelar siang hari. David Beckham pakai ban kapten. Saudara itu bilang dia kaptennya Inggris.
'Tau darimana?' tanyaku.
Aku baru tahu kemudian karena ban itu. Juga ada tulisan (c) di belakang nama kapten di daftar nama pemain yang bermain.
Dulu pas ibuku tanyakan tulisan Klose ('11) di atas skor Jerman lewan sebuah negara. Saya tak bisa jawabnya. Saya jawab mungkin itu karena nomor kostum Miroslav Klose yang memang 11 kebetulan. Hal itu buat saya cukup yakin, dugaanku benar. Lalu kemudian ketika gol Jerman bertambah, angka 11 itu ditemani angka-angka lain. Baru ketika saya cocokkan dengan panel menit yang ada dekat panel skor di teve, saya tahu itu menit terciptanya gol.
Tim saya dijaman itu, Juventus. Sama seperti kebanyakan teman saya, lelaki di kelas 1a, sebuahSMP negeri di kotaku. Mereka bilang tim Juve sangat kuat. Diperkuat bek-bek tangguh, kiper hebat, pemain tengah dan penyerang berkualitas. Lalu saya tahu juga Juve dari Italia, beberapa waktu kemudian.
Pas di rental dan main PS sendiripun, tim yang kupakai Juventus. Nama-nama pemainnya ada F. Inzaghi, Kovacevic, Del Piero, dan nama-nama lain yang aku lupa.
Pas aku main PS, aku belajar mengedit pemain hingga jadi jagoan memudahkan main game. Aku patungan dengan seorang teman di blok C beli memory card seharga 15 ribu.
Aku gemar habiskan waktu pulang sekolah, bermain winning. Di tempat sempit pinggir jalan di tikungan, tapi tersembunyi. 1000 /jam nya di tempat itu. Di tempat lain, sampai 2500 atau 1500.
Bermain satu pertandingan 15 menit, dengan level easy. Pilihan di game Winning itu semuanya beraksara Jepang, kita harus memahami tiap bagiannya.
Dengan pemain editan, berbekal memory card biru. Aku jadi juara berbagai piala. Hampir tiap pemain berada di daftar atas Top skorer, dengan jumlah gol fantastis diatas 50.
Di akhir musim selanjutnya, saatsaya mulai agak rajin nonton bola yang agak larut selain main Winning Eleven di teve, klub-klub yang jadi juara liga top Eropa: Juventus, Man. United, Real Madrid, Bayer Muenchen, Ajax Amsterdam, Lyon. Mereka semua jadi tim favorit saya.
Setelah agak jago, mulai saya bermain Master. Mode dimana lawan akan jadi sulit, kita jadi semacam manager sebuah tim. Saya mainkan Master mode WE PS1 saat itu dengan beberapa klub. Ajax, Man. Utd, dll. Di rental PS di kota saya dekat rumah, saya selalu habiskan uang main WE, Master mode.
Pemain idola saya Ruud Van Nistelroy, itu yang buat saya mainkan team Man. United. Sempat satu tim berisikan pemain United + saya, yang semuanya telah diedit gauge skillnya jadi full, berlari cepat, tekhnik bagus, tendang kuat & akurat, stamina kuat, dll. Seingat saya 11 line-up tim United milik saya: Barthez, Silvester, O'Shea, G. Neville, Roy Keane, Scholes, Beckham, Veron, Nistelroy, Solksjaer, dan saya.
Di kelas 2, saya dapati teman ngobrol sekaligus debat saya tentang bola, seorang Gerry. Dia fan tim rival United, Arsenal, sang Juara bertahan EPL 2002. Kami habiskan waktu luang ngobrolin bola, liga Inggris, Itali, bola Internasional, game Winning, sampai klub lokal Persib.
Pun dengan di kelas 3, buat game seperti Hangman, acak huruf Scrabble dan TTS tentang nama pemain bola. Di kelas X pun, karena sebangku dengan beliau, bahasan kami tetap sama. Rivalitas Arsenal United, dengan Chelsea yang jumawa. Juve kena degradasi, Inter jumawa. Persib, seringkali butut.
Dulu suka dengar acara radio Persib Berbisik di Paramuda. Acaranya jam 8 malam seingatku. Namun, radio tidak kami miliki saat itu di rumah baru. Ada satu-satunya radio Politron di rumah yang lama. Di ujung Barat kota kembang. Tiap malam kamis, waktu itu kelas X. Saya bela-bela kan tidur sendiri di rumah lama itu, agar bisa dengarkan acara tentang tim idola. Dan lagu-lagu band keren tentangnya.
Banyak band besar, seperti kalian tahu buat lagu untuk Persib, ada Mocca, Pas, Seurieus, Boys Are Toys, Cherry Bomb Shell, dan Kuburan. Banyak lagi nama-nama lain.
Sebuah syair dari sebuah band, yang saya lupa berbunyi seperti ini:
Kaulah memang Pujaan Hatiku...___________(u..u..uu..)
Tak akan ku biarkan, kau sendiri...______(u..u..uu..)
Majulah jangan kau ragu...
Hanyalah satu pintaku.....
Hancurkan Semua Lawanmu...
Hancurkan Semua Lawanmu...
Hancurkan Semua Lawanmu...
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Persib saat itu diasuh pelatih Marek Andreszwelendzki asal Polandia, rekrut legiun asing pertama kali di musim itu, Liga Indonesia IX. Jadilah Persib ikuti style klub LBM lain (Liga Bank Mandiri) mengandalkan legiun asing, padahal saat itu Persib dikenal memegang pakem tanpa seorang pemain asing satu pun. Pemain Polandia yang dikontrak di medio LBM 2002 ialah Piot'r Orlinski, Mariusz Mucharsky (GK), Maciej Dolega, dan seorang lagi pemain Polandia bernilai kontrak paling besar, Pawel Bocian. Persib baru bisa menang di liga di pertandingan ke 12, melawan Petrokimia Gresik. Setelah selalu imbang dan kalah selama 11 kali main di liga.
Persib duduki juru kunci, Juan Antonio Paez Cepeda, pelatih asal Cile pun dikontrak manajemen membesut Maung Bandung. Saat itu ada wacana nama Persib Bandung diganti jadi Persib Maung Bandung. Jadi saat nonton Persib, di panel skor bertuliskan PMB. Siaran pertandingan Persib kadang disiarkan TV nasional, antv. Tapi semua pertandingan kandang Persib di Stadion Siliwangi, selalu disiarkan TVRI Bandung. Yang akan selalu diingat, adalah ikat cat dengan Robby Darwis sebagai pemerannya dan jargon nya, "Cetak Gol Seperti Ini...!!". Di tiap pertandingan, selalu ada closing dengan lagu 'Queen - We Are The Champions' sebagai pengiring.
Di game WE PS1, lagu Queen dijadikan juga sebagai lagu tema. Lagu 'We Will Rock You' sebagai opening, dan lagu tema saat kita menangkan sebuah trofi adalah 'We Are The Champions' nya Queen.
Pelatih asal Cile membawa nama-nama seperti Claudio Lizama, Alejandro Tobar, Rodrigo Sanchueza, dan Rodrigo Lemuano. Bisa hindarkan Persib dari degradasi, setelah ikuti babak Play off di Solo, sebagai tim terbawah klasemen Divisi Utama LBM. Lawan yang dihadapi seingat saya, Perseden Denpasar, PSDS, PSIM, Persijap. Dan Persib lolos Play off, jadi bertahan di Divisi Utama LBM.
Musim LI-X, Juan Paez datangkan Julio Lopez dari PSIS dan Adrian Colombo dari Uruguay. Mereka sumbang banyak gol sebagai duet maut, Persib masuk jajaran atas klasemen, berpekan-pekan duduki posisi 4 besar. Selain itu ada nama Angelo Andresz juga dan Sebastian Martin. Anehnya di putaran kedua LI-X, Julio Lopez dan Colombo yang masuk jajaran top-skorer Liga Bank Mandiri justru didepak manajemen. Persib rekrut Osvaldo Moreno dan Christian Molina, mereka cukup produktif, tapi Persib urung juga jadi kampiun.
Pemain lokal musim itu, ada sang Kapiten, Dahi 'Dadang Hidayat', Yaris, Witha, Asep Dayat, Imral Usman, lalu Nur Alim, duo eks-Persija Alexander Pulalo yang sering tampil atraktif di sisi kiri permainan dan Imran Nahumarury asal Manado yang jadi pemain tengah, cukup uzur dan Marwal Iskandar yang tempramentil. Di bawah gawang Cecep dan Gatot Prasetyo.
Saat manajemen tim memilih mendepak juga Juan Paez, pelatih kawan Indra Thohir dipilih. Saat itu manajemen bapak Yussi. Pemain asing yang dikontrak Persib musim LI-XI antara lain, 'Toyo' Antonio Claudio, Ullian Souza, Ekene Michael Ikenwa, Chioma Kingsley, serta Pradith Thaweechai, punggawa asal Thailand. Masih gagal Juara, belum bisa masuk 8 besar.
Tugas mengkoyak jala gawang lawan terperi pada seorang Boy Jati Asmara. Masuk nama Jajang Nurjaman, yang tempramen. Ikenwa seorang striker produktif. Bisa cetak 3-4 gol dalam beberapa pertandingan kandang. Tapi loyo di kandang lawan, nihil gol saat tandang. Alasan itulah, manajemen mendepaknya.
Toyo sudah diangkat jadi kapten tim, karena postur besarnya dan kepemimpinannya. Dianggap terlalu tua untuk jadi stopper, manajemen melepasnya. Sempat dikontrak
Musim LI-XII, pelatih Persija musim sebelumnya yang bawa ke Final dan kalah dari Persipuranya Rahmad Darmawan taken kontrak bersama Persib, sang Pangeran Biru. Dialah Arcan Iurie Anatolievici. Pelatih memilih mengontrak nama-nama Nipont Chanarwout, Kosin Hathairattanakool, Redouane Barkoui, Brahima Traore, Ayouk Berty.
Kosin jadi bintang para gadis, perawan utamanya se-Jawa Barat. Saat itu aku duduk di bangku kelas XI. Teman wanitaku mengoleksi posternya banyak. Brahima Traore, striker berumur asal Burkina Faso yang gagal cetak satu golpun di Liga. Beda dengan Barkaoui yang dielu-elukan bobotoh karena di laga awalnya sudah bisa cetak gol, cukup produktif. Bukti cinta bobotoh padanya, seingat saya dua orang bayi asal Padalarang dan Pasir Koja dinamai Redouane Barkaoui. Mereka berdua adalah bintang, seringkali diliput teve nasional. Kosin pernah diliput ketika nyanyikan lagu Ungu. Barkaoui (atau Barkawi saja) saat shalat Dzuhur di Masjid Agung Bandung.
Musim selanjutnya, LI-XIII, Arcan Iurie mengontrak bintang muda Kamerun, Christian Beckamengo Beckamenga Alymar yang kabur di akhir kontraknya, lalu Nyeck Nyobe, yang setengah musim sempat dibuang, dianggap tempramental sombong dan arogan pada bobotoh maka dilepas di tahun keduanya. Dan Jenderal tua kharismatik dengan kaki kidal asal Paraguay, Lorenzo Cabanas. Lalu, seorang Leontin Chitescu, yang hanya cetak satu gol di putaran kedua.
Pelatih lokal yang asuh Persik saat jadi juara, manajemen Persib kontrak. Jaya Hartono, seorang eks- pemain Timnas juga. Beliau kontrak pemain asing baru trio Brasil, Hilton Moreira, Rafael Bastos, Fabio Lopes Alcantara, lalu si haus gol top-skorer mualaf, Christian El-loco Gonzales. Masih saja, taji pemain-pemain hebat, gagal bawa Persib masuk 4 besar.
Di musim selanjutnya ISL II, Hilton dan El loco dipertahankan. Kosin dipanggil lagi, dengan nama baru Sinthaweechai dan postur lebih chubby berisi. Rekan senegaranya, Suchao Nuthnum, seorang gelandang, yang jadi bintang selanjutnya. Produktif maka dielu-elu bobotoh. Dua lagi pemain asing, seorang bek asal Bolivia, Christian Rene. Dan seorang Jepang yang diproyeksikan gantikan peran Suchao dan Cabanas, Satoshi Otomo.
ISL III atau Indonesian Super League jilid III, yang juga jadi yang terakhir sebelum teks ini direlease. Manajemen mengontrak duo Singapore, Baihakki Kaizan dan Syahril Ishak. Agaknya, langkah ini meniru Arema yang jadi kampiun dengan beberapa pemain negeri Singanya. Sayang, dua bintang negeri tetangga tidak sinari persib dengan permainan ciamik dan hasil positif. Selain itu juga, manajemen kontrak striker, Pablo Frances.
Di putaran kedua, Persib yang terpuruk di bawah klasemen, mulai naik. Pemain yang dikontrak Daniel Roekito, Radovic, Herman Abanda, dan Matsunaga Shohei.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tentang United, si Setan Merah. Siapa yang ga tau, pencapaian United. Saya resmi jadi penggemar United, saat Beckham, RVN, Veron, dkk jadi kampiun Liga Primer taun 2003. Setaun kemudian liga dikuasai Thierry Henry dkk. Tapi Arsenal kalah juga di Semifinal FA Cup 2004. Ronaldo, dkk ecap juga trofi penghibur selain liga.
Euro 2004 Portugal, Yunani jadi kampiun. Ronaldo muda, nangis bareng Figo yang juga gagal. Tim Inggris kalah di perempat final lawan tuan rumah lewat penalty shootout. Musim baru 2004/05, bintang muda timnas asal Everton, Rooney nyaris dikontrak Chelsea, sampai akhirnya dikontrak Boss United, Sir Alex dengan harga mahal. 2 musim lagi, United puasa gelar liga.
Musim pertama Rooney di United, masuk final FA Cup 2005. Sayang kalah lewat adu penalty lawan Arsenal. Paul Scholes gagal. Roy Carroll, kiper United juga tampil biasa tidak gemilang. 2006, trofi Piala Liga berhasil direngkuh United. Para pemain pakai kaos, FOR YOU SMUDGE! Untuk Kamu Alan Smith!
Baru di 2006/07, dengan badge klub yang unik. United akhiri puasa gelar liga selama 3 musim.
2007/08, lebih hebat dengan raihan Liga Champions, kalahkan rival senegara Chelsea di final Luzhniki. Ronaldo bahkan jadi satu-satunya pemain United yang jadi Pemain Terbaik sedunia versi FIFA tahun itu. Double Champions dengan raihan juara liga ke-17.
2008/09 kembali United juara musim terakhir Ronaldo CR7 di United sebelum dibajak Madrid. Hampir ulangi prestasi Milan di awal 90an jadi juara Back to Back Liga Champions UEFA, sayang kalah dari Messi dan Eto'o di Roma 2009. United dapat piala liga Carling
2009/10 Chelsea curi trofi liga, dibawah Ancelotti. United dapat piala liga Carling lagi.
2010/11 musim ke-24 Sir Alexander Chapman Ferguson, raih gelar ke-19 liga Inggris. Lewati raihan 18 trofi Liverpool. Musim terakhir Paul Scholes dan Edwin Van der Sar. KO lagi di final UEFA Champions League dari Barca, kali ini di negeri sendiri di London 2011, di Wembley Stadium.
2011/12 musim hebat dengan gulung Arsenal 8-2 di Old Trafford akhir Agustus. Tapi juga kalah telak 1-6 dari rival sekota, sama di Old Trafford. Saat mau rilis teks ini selisih poin United 5 dengan City, 'the noisy neighbor'.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Semenjak sering tukar pikiran mengenai bola bersama rekan-rekan dulu, menonton tiap match tim idola, memantau beritanya dengan membaca tabloid, dengar radio olahraga seperti Paramuda 93.7 fm dan lainnya, nonton acara olahraga di teve, serta surfing di situs tim-tim kesayangan serta di website liga.
Saya dapat menyimpulkan: mencintai sebuah tim memberikan anda berbagai macam emosi, senang, bangga, sedih, was-was, rivalitas dengan tim lain. Glory Glory Man United. Yo Ayo Ayo Persib Bandung.
________________________________________________________23112011 6:40
No comments:
Post a Comment
komentari dengan santun dan hati